Pada saat menyajikan rencana
usaha kepada para investor maupun para kreditor, hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan/pengusaha adalah sebagai berikut :
1.
Usahakan rencana bisnis yang disusun tidak
terlalu tebal tetapi lengkap, artinya mencakup berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh evaluator baik dari piahk investor maupun kreditor untuk
melakukan pengambilan keputusan. Uraian lebih rinci sebaiknya dibuat dalam
bentuk lampiran. Kuratko dan Hodgetts (2004) menyarankan agar tebal rencana
bisnis tidak lebih dari 50 halaman.
2.
Penampilan rencana bisnis harus dibuat menarik
karena investor dan kreditor akan memperoleh kesan pertama terhadap perusahaan
yang sedang mencari pendanaan dari penampilan rencana bisnis yang diajukan
kepada mereka.
3.
Sampul depan rencana bisnis harus memuat
nama perusahaan, alamat, nomor telpon perusahaan, dan bulan serta tahun rencana
bisnis dikeluarkan. Hal tersebut untuk memudahkan calon investor atau kreditor
melakukan komunikasi dengan perusahaan atau pada saat mereka memberikan jawaban
balasan terhadap rencana bisnis yang disampaikan perusahaan. Pada bagian dalam dari sampul, harus
dituliskan jumlah salinan/copy bisnis yang diedarkan. Hal ini akan memberi
kesan kepada calon investor maupun kreditor bahwa mereka adalah pihak yang
diprioritaskan oleh perusahaan dalam memperoleh penawaran rencana bisnis.
4.
Rencana bisnis yang baik harus mencantumkan
ringkasan eksekutif (executive summary) yang
dapat disampaikan dalam 2-3 halaman yang memuat penjelasan mengenai keadaan
usaha saat ini. Ringkasan tersebut dapat berisi produk dan jasa yang
dihasilkan, manfaat produk bagi pelanggan, ramalan keuangan, tujuan perusahaan
dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun), jumlah dana yang dibutuhkan,
serta manfaat yang akan diterima oleh investor.
5. Penyusunan
rencana bisnis harus diorganisasikan dengan baik.
Rencana usaha yang baik akan mencantumkan
risiko utama dari suatu bisnis yang akan dijalankan.
FORMAT PROPOSAL BUSINESS PLAN
(FORMAT PROPOSAL RENCANA USAHA)
1. COVER
DEPAN
1.1 Gambar dan Design
menarik
Gambar
dan design cover depan proposal harus dapat mewakilkan jenis dan karakter dari usaha yang tercerminkan dari
design dan warna yang sesuai.
1.2 Logo / Lambang
Usaha
Digunakan
untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam mengingatkan
usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama.
1.3 Informatif ( nama, alamat, contact no )
Berisi
informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon
yang dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
2. PENDAHULUAN
2.1 Sejarah Berdirinya Usaha
Sejarah
berdirinya usaha menggambarkan kepada
calon investor dasar atau landasan usaha ini berdiri apakah cukup kuat secara
pengalaman dan keutuhan individu yang terlibat didalamnya.
2.2 Visi & Misi
Usaha
Visi merupakan cita-cita yang ingin
dicapai usaha dalam jangka panjang (What to Be? )
Misi merupakan cara-cara yang digunakan
usaha dalam mencapai visi usaha (How to Be ?). Misi dapat berupa pernyataan
kalimat atau kata yang mengingatkan pelaku usaha untuk bekerja sesuai Misi
dalam mencapai Visi.
3. ASPEK PEMASARAN
3.1 Gambaran Umum Pasar ( STP )
Segmen Pasar merupakan gambaran umum dari konsumen usaha kita
Target Pasar merupakan
sasaran khusus bagi konsumen potensial dari usaha kita.
Positioning adalah bagaimana kita menempatkan usaha kita
diantara pesaing usaha
yang sejenis.
3.2.
Permintaan
·
Perkiraan
/ prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
·
Proyeksikan
permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti kenaikan x
% per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk
·
·
3.5.
Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing
Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan
alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
3.5.1.
Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita
dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan
berdasarkan mutu / kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih
dibandingkan pesaing.
3.5.2.
Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih
menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih
tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi
harga, kita dapat membedakan produk kita berdasarkan harga satuan dan harga
grosir, syarat pembayaran, diskon/potongan harga,
3.5.3.
Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat
dikenal oleh konsumen melalui beberapa cara :
·Advertising
(Iklan)
Beriklan dapat dilakukan melalui media berikut :
-
Media
Cetak : Brosur, spanduk, poster, iklan majalah/koran.
-
Media
TV dan Radio : Iklan TV, Jingle Iklan Radio
·Sales
Promotion
Promosi melalui acara / pameran yang digelar di tempat
keramaian dimana konsumen produk berada dan juga dilakukan penjualan ditempat.
Personal
Selling
Promosi melalui penjualan langsung ke tempat
konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung.
·Public
Relation
Cara promosi ini cenderung untuk membuat image
perusahaan baik dimata konsumen bukan mempromosikan produk secara langsung.
Umumnya dilakukan oleh perusahaan besar.
3.5.4.
Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita
untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara
langsung ke konsumen atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau retailer (pedagang
kecil).
3.5.5.
People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum
yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun
tidak langsung.
3.5.6.
Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar
konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses
produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen.
3.5.7.
Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau
sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti
tempat yang menarik dan bersih untuk restoran.
Note :
·
Semua
strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah dibandingkan dengan
strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi pemasaran yang kita
buat harus berbeda dan lebih unggul dalam menarik konsumen.
·
Semua
strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya sehingga
perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per
bagian P.
5.2. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam lembaran skema atau diagram alur yang disertai dengan keterangan deskriptif.
5.3. Kapasitas Produksi
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua mesin, peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas dilakukan dalam jangka minimal 3 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
1. Profitability Index (PI)
Metode analisa PI sangat mirip dengan analisa NPV, karena kedu-anya menggunakan komponen perhitungan nilai-nilai sekarang (present value). Perbedaannya adalah bahwa satuan yang dipakai dalam NPV adalah nilai uang, sedangkan dalam PI adalah indeks. Rumus perhitungan PI adalah sebagai berikut:
PV of Benefit
Profitability Index = ---------------------------
PV of Capital Cost
Kriteria penilaian investasi dengan menggunakan PI juga mirip dengan NPV, yaitu sebagai berikut:
-Jika PI > 1, maka investasi dikatakan layak
-Jika PI < 1, maka investasi dikatakan tidak layak
- Jika PI = 1, maka investasi dikatakan BEP
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai besarnya suku bunga yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari investasi de-ngan hasil-hasil bersih yang diharapkan selama usaha berjalan. Patokan yang dipakai sebagai acuan baik tidaknya IRR biasanya adalah suku bunga pinjaman bank yang sedang berlaku, atau suku bunga deposito jika usaha tersebut dibiayai sendiri.
Perhitungan IRR secara manual cukup kompleks, karena harus menggunakan beberapa kali simulasi atau melakukan pola try and error. Namun demikian, untuk skenario dua nilai NPV yang telah diketahui sebelumnya, IRR dapat dirumuskan sebagai:
NPV1
IRR = i1 + (i2 – i1) x ----------------------- x 100%
(NPV1 – NPV2)
di mana: NPV1 harus di atas 0 (NPV1 > 0)
NPV2 harus di bawah 0 (NPV2 < 0)
6.4. Analisa Keuntungan
Analisa keuntungan ditujukan terhadap rencana keuntungan (pene-tapan keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing. Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu
1. Break Even Point (BEP)
Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, dan volume penjualan/produksi. Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-Profit-Volume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat terse-but perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.
Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi:
- Biaya semi variabel, yaitu biaya yang akan ikut berubah jum-lahnya dengan perubahan volume penjualan atau produksi, namun tidak secara proporsional. Biaya ini sebagian akan dibe-bankan pada pos biaya tetap, dan sebagian lagi akan dibeban-kan pada pos biaya variabel.
- Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
- Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
Analisa BEP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Biaya Tetap
BEP = --------------------------------------------- x 100%
Hasil Penjualan – Biaya Variabel
atau dapat juga dituliskan sebagai:
Biaya Tetap
BEP = --------------------------------------
Biaya Variabel
1 – -----------------------
Hasil Penjualan
2. Kontribusi Margin
Kontribusi margin adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel. Tujuan utama dari pengukuran kontribusi margin ini adalah analisa penentuan keuntungan maksimum atau kerugian mini-mum.
Yang pertama perlu diketahui adalah rasio kontribusi margin, yaitu rasio antara biaya variabel dengan hasil penjualan. Lebih jelasnya, dapat dilihat dari rumusan berikut
Biaya Variabel
Rasio kontribusi margin = 1 – ------------------------
Hasil Penjualan
Dengan demikian, rumusan untuk menetapkan penjualan minimal dari keuntungan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap + Laba
Minimal Penjualan = -----------------------------------
Biaya Variabel
1 – -------------------------
Hasil Penjualan